BERTAUBAT KEPADA ALLAH
Apakah Dosa itu dan bagaimana cara menghilangkannya. Allah menciptakan manusia tidak hanya
diberikan segala kemampuan jasmaniah melainkan telah dilengkapi juga kekuatan
rohaniah, termasuk ketika dia berdosa manusia sebenarnya telah diberi kemampuan
untuk bangkit, dengan bertobat dan menebusnya dengan kebaikan yang lebih
banyak.
Hakikat dosa bukanlah bahwa Allah menciptakan dosa lalu kemudian sesudah
ribuan tahun baru terpikir oleh-Nya untuk pengampunan dosa, tidak; tetapi
sebagaimana lalat memiliki dua sayap, di satu sayapnya terdapat penawar dan di
sebelahnya terdapat racun, demikian pula pada manusia ada dua 'sayap' satu
sayap maksiat dan yang satu lagi sayap penyesalan.
Tobat merupakan bukti perasaan menyesal. Ini sudah merupakan kaidah umum
bahwa jika seseorang memukul orang lain maka sesudahnya ia akan menyesal dan
merasa bersalah, seolah-olah kedua sayapnya mengepak secara bersamaan, yaitu
ketika racun beraksi terdapat pula antidotnya. Kini pertanyaannya adalah
mengapa dosa itu dibuat, mengapa manusia tidak diciptakan saja menjadi suci
semua tanpa cela sebagaimana pikiran orang-orang Kristen. Jawabannya adalah
kendatipun ia racun namun karena terdapat sifat mematahkan di dalamnya, maka ia
memiliki fungsi sebagai penawar. Racun juga apabila sudah melalui sebuah proses
maka itu akan berfungsi sebagai obat. Dari racun-racun seperti itu banyak
sekali diramu menjadi obat-obatan. Dari suatu kesalahan seorang dapat belajar
sehingga menjadi insan yang lebih kuat, yang lebih awas.
Jika tidak ada dosa maka akan muncul racun yang lain, yaitu racun keangkuhan yang dengan itu akan
menghancurkan manusia. Jadi tobat akan berfungsi menghilangkannya. Tobat akan
menghindarkan manusia dari bahaya takabur dan ujub.
Bertobat
Dengan Memperbanyak Istighfar
Sebagai seorang mukmin mestilah kita memperbanyak istighfar dan tobat
kepada Allah. Jika satu sayap sudah mengepak, artinya kita telah diperingatkan
untuk kembali kepada Allah meminta ampun, dan selanjutnya memperbaiki kesalahan
dengan tidak mengulanginya dan menggantinya dengan kebaikan-kebaikan yang baru.
Jika junjungan kita yang Mulia Nabi Muhammad saw saja masih beristighfar
setidaknya 70 kali sehari, maka apalagi kita yang seharusnya melakukan lebih
banyak lagi. Tobat itu tidak berarti hanya berlaku kepada orang yang pada saat
itu melakukan dosa, tetapi tobat juga belaku untuk setiap kondisi sebagai
penghadang dari potensi dosa yang bisa saja terjadi kemudian hari. Ia akan
menjadi pelindung, yaitu kita yang mengenali dosa itu sebagai dosa maka ia akan
lebih berhati-hati untuk menjauhi dosa tersebut.
Jika kita dengan kesungguhan hati menangis memohon ampunan kepada Allah,
maka Allah dengan sifat Ghofurnya akan memaafkan kita. Seseorang yang terus
beristighfar maka hatinya akan melihat dosa itu sebagai suatu hal yang jijik
dan ia tidak ingin mendekatinya.
Secara alami umat Islam telah tertanam rasa jijik akan daging babi, padahal
ribuan perbuatan lainnya yang kotor tetap saja dilakukan. Jadi hikmahnya adalah
Allah telah meletakkan contoh rasa jijik dan rasa tidak suka kepada daging
babi, maka rasa itu jugalah yang harus ditumbuhkan kepada setiap perbuatan dosa.
Dan hal itu bisa dilakukan dengan tobat dan memperbanyak istighfar.
Jika dalam diri manusia telah tertanam rasa benci pada dosa dan kemudia
mengayunkan langkahnya kepada perbaikan diri, maka lama kelamaan segenap
keburukannya akan menjauh.
Yakinlah bahwa di dalam tobat terdapat buah-buah yang berlimpah. Ini
merupakan sumber mata air keberkatan. Pada hakikatnya para wali dan orang-orang
saleh adalah mereka yang bertobat dan kemudian mereka terus istiqomah dalam
tobatnya.
Oleh karena itu kita harus tingkatkan tobat kita kita jadikanlah amal kita
mendatangkan ridho sang Pemilik kita. Ingatlah bahwa hukuman dari kekeliruan
akidah kita akan diputuskan di akhirat nanti, keputusan menjadi orang Hindu
atau Kristen atau menjadi orang Islam. Tetapi orang yang aniaya yang
bergelimang dosa dan pelanggaran, di dunia ini juga ia akan mendapatkan
hukuman.
Sabda Nabi saw berikut kiranya dapat menjadikan kita hamba-hamba yang
bertobat dan memperbaiki diri.
"Allah lebih senang kepada orang yang bertobat daripada orang yang
haus menemukan air, orang yang mandul lalu punya anak, dan orang yang tersesat
lalu menemukan jalan. Dan barangsiapa bertobat kepada Allah dengan tobat yang
baik, maka Allah membuat lupa dua malaikat yang mengawasi amal tersebut (Rakid
dan Atid), seluruh anggota badannya, dan tempat dalam tanah (kubur) terhadap
kesalahan-kesalahan orang yang tobat dan dosa-dosanya." (HR Ibnu Abbas)
Semoga Allah menerima tobat kita. Amin
No comments:
Post a Comment