NYAMUK
SEBAGAI VEKTOR BERBAGAI MACAM PENYAKIT
Vektor adalah
anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious agent dari
sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan
masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan
kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai
perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas. Adapun dari
penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang dinamakan phylum slah
satu phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia yaitu phylum
anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit
malaria, deman berdarah dan kaki gajah.
Sebenarnya
disamping nyamuk sebagai vektor masih banyak binatang lain yang berfungsi
sebagai vektor. Namun phylum anthropoda sangat berpengaruh dalam menyebabkan
kesehatan pada manusia, untuk itu keberadaan vektor tersebut harus di
tanggulangi, sekalipun demikian tidak mungkin membasmi sampai keakar-akarnya melainkan
kita hanya mampu berusaha mengurangi atau menurunkan populasinya kesatu tingkat
ertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia. Dalam hal
ini untuk mencapai harapan tersebut perlu adanya suatu managemen pengendalian
dengan arti kegiatan-kegiatan/proses pelaksanaan yang bertujuan untuk menurunkan
densitas populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan. Pada penulisan
ini sebelum membahas metode pengendalian secara sederhana pemberantasan vektor
malaria, DBD, dan kaki gajah terlebih dahulu disampaikan secara pengertian
serta ciri-ciri vektor dan binatang pengganggu.
Luwuyan (1996) menyatakan bahwa Aedes aegypti merupakan nyamuk yang dapat berperan
sebagai vektor berbagai macam penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD).
Walaupun beberapa spesies dari Aedes sp. dapat pula berperan sebagai vektor
tetapi Aedes aegypti tetap merupakan vektor utama dalam penyebaran
penyakit Demam Berdarah Dengue.
Rahayu (2007)
menyatakan bahwa Keberhasilan dalam upaya pemberantasan vektor penular penyakit
ditentukan oleh berbagai faktor , antara lain sarana, prasarana maupun sumber
daya manusia. Dalam hal upaya pengendalian Aedes
aegypti , perlu kiranya pemahaman ilmu entomologi diantaranya adalah
taksonomi, morfologi, ekologi dan siklus hidup dari vektor.
Nurmaini (2009) menyatakan
bahwa Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu
Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi
dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat
merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga
sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas.
Adapun dari penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang dinamakan
phylum diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia
yaitu phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara
penularan penyakit malaria, deman berdarah, dan Phyluml chodata yaitu tikus
sebagai pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuan rumah (hospes), pinjal
Xenopsylla cheopis yang menyebabkan penyakit pes. Sebenarnya disamping nyamuk
sebagai vektor dan tikus binatang pengganggu masih banyak binatang lain yang
berfimgsi sebagai vektor dan binatang pengganggu.
Spilmen (
2001) menyatakan bahwa Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup yaitu
telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk menghisap darah bukan untuk mendapatkan makanan
melainkan untuk mendapatkan protein yang terdapat dalam darah sebagai nutrisi
telurnya. Nyamuk jantan dan betina hanya memakan cairan nektar bunga, sedangkan
nyamuk menghisap darah demi kelangsungan spesiesnya.
1. Gambaran
Umum Nyamuk
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam
order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus,
Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35
genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh
yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang
sekali melebihi 15 mm.
a.
Nyamuk Anopheles
Kingdom
: Animal
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Diphtera
Family
: Culicidae
Sub Family :
Anophelini
Genus
: Anopheles
Spesies
: Anopheles sp.
b. Nyamuk Culex
Kingdom
: Animal
Phylum
: Arthropoda
Family
: Culicidae
Kelas
: Insecta
Ordo
: Dipthera
Sub Family :
Culicini
Genus
: Culex
Spesies
: Culex sp
c. Nyamuk Aedes
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo :
Diptera
Famili
: Culicidae
Genus
: Aedes
Spesies
:Aedes aegypti
3. Habitat
a.
Anopheles:
Air kotor atau
tumpukan sampah
b.
Culex:
Berkembang biak
di tempat kotor atau di rawa-rawa.
c.
Aedes:
Hidup di air
bersih serta ditempat lain yaitu kaleng-kaleng bekas, misalnya bak mandi, tangki penampungan air,yang bisa menampung air hujan.
4. Siklus
Hidup
a.
Nyamuk
Anopheles
Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air ialah:
telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari telur berada didalam air,
maka telur akan menetas dan keluar jentik. Dalam pertumbuhannya jentik Anopheles mengalami
pelepasan kulit sebanyak empat kali.
Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara
8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk. Dari
jentik akan tumbuh menjadi kepompong (pupa) yang merupakan tingkatan atau
stadium istirahat dan tidak makan. Pada tingkatan kepompong ini memakan waktu
satu sampai dua hari. Setelah cukup waktunya, dari kepompong akan keluar nyamuk
dewasa yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya. Setelah nyamuk bersentuhan
dengan udara, tidak lama kemudian nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang
berarti meninggalkan lingkungan berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau
udara, dalam meneruskan
keturunannya.Nyamuk betina kebanyakan hanya kawin satu kali selama hidupnya.
Biasanya perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat keluarnya dari
kepompon
b.
Nyamuk
Culex
1)
Telur
Seekor
nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air secara
bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.
2)
Larva
Setelah
kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan
perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan
ada tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai
dari penetasan sampai dewasa kurang lebih 5 hari.
3)
Pupa
Pupa
merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium
ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat
terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari.
Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase
ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang
dapat terbang dan keluar dari air.
4)
Dewasa
Setelah
muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang
sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam.
c.
Nyamuk
Aedes
Nyamuk A.
aegypti, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur
berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur
menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva.
Terdapat empat
tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan
waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa
di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum
akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa
membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi
lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes
aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam
keadaan kering.
Penyakit-
Penyakit yang Ditimbulkan
a. Demam
Berdarah Dengue
Aedes aegypti merupakan nyamuk yang dapat berperan
sebagai vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk ini dapat mengandung virus
DBD bila menghisap darah penderita DBD. Virus tersebut akan masuk ke dalam
intestinum nyamuk dan bereplikasi dalam hemocoelum. Selanjutnya virus akan
menuju ke dalam kelenjar air liur nyamuk ini dan siap ditularkan. Dengan mengendalikan
vektor maka suatu penyakit yang ditularkan melalui vektor dapat dicegah.
Pemberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan,
penyelidikan, pengebalan, menghilangkan sumber dan perantara penyakit, tindakan
karantina serta upaya lain yang diperlukan.
1) Gejala penyakit
DBD
Gejala demam
berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah
masa inkubasi dan biasanya diawali dengan demam
tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat
celsius. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke
dalam tubuh sampai gejala pertama muncul.
2) Diagnosis
DBD melalui pemeriksaan darah
Jika
Anda mengalami gejala seperti flu
dan demam selama lebih dari satu minggu, sebaiknya periksakan diri Anda ke
dokter. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam tinggi hingga mencapai
41 derajat celsius, sakit kepala, nyeri sendi,
otot, dan tulang, hingga rasa sakit di belakang mata. Dokter biasanya akan
melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada virus dengue di
dalam tubuh Anda.
3) Seputar
pengobatan penyakit DBD
Tidak
ada obat-obatan khusus untuk mengobati DBD, namun gejala penyakit ini bisa
diatasi dengan meminum banyak cairan, istirahat, dan mengonsumsi parasetamol. Jika cara pengobatan tersebut
diterapkan, biasanya DBD akan sembuh dalam waktu satu hingga dua minggu.
4) Komplikasi yang
muncul
Meski
hanya terjadi pada segelintir kasus, DBD bisa berkembang menjadi sebuah komplikasi yang lebih
serius, yang disebut sebagai DBD berat. DBD berat bisa menyebabkan penderitanya
mengalami penurunan tekanan darah atau syok, kerusakan organ, serta pendarahan.
Oleh karena itu antarkan penderita DBD berat ke rumah sakit untuk ditangani
secepatnya karena dikhawatirkan bisa berujung kepada kematian jika terlambat
ditangani.
5) Langkah
pencegahan penyakit DBD
Meski
hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal DBD, namun beberapa
langkah pencegahan penyakit ini
bisa Anda lakukan, diantaranya:
a) Mensterilkan
rumah atau lingkungan sekitar rumah Anda, misalnya dengan penyemprotan pembasmi
nyamuk.
b) Membersihkan
bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati.
c) Menutup,
membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air lainnya
yang ada di rumah Anda.
d) Memasang
kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
e) Memasang
kelambu di ranjang tidur Anda.
f) Memakai
anti nyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang
terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang masih berusia
di bawah dua tahun.
g) Mengenakan
pakaian yang cukup bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.
b. Kaki Gajah (Filarisasi)
Nyamuk
Culex Sp. adalah vektor utama penularan filariasis.Penularan penyakit
filariasis sangat dipengaruhi oleh bagaimana kondisi kekebalan tubuh, berapa
kali nyamuk menggigit dan berapa lama nyamuk yang mengandung cacing filaria
hidup. Jika kondisi kekebalan tubuh tinggi, maka sangat membantu dalam membunuh
cacing filaria di dalam tubuh. Untuk terkena Penyakit filariasis, paling tidak
mengalami gigitan nyamuk sebanyak 1000 gigitan. Selain itu, waktu yang
dibutuhkan Cacing filaria untuk berkembang di dalam tubuh nyamuk adalah selama
10 hari. Dengan demikian, jika nyamuk tidak bisa hidup selama itu maka cacing
filaria akan mati juga.
Apabila
manusia digigit nyamuk yang mengandung mikrofilaria, maka mikrofilaria yang
sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif akan ikut masuk
kedalam tubuh manusia (hospes). Di aliran darah tubuh manusia, larva keluar
dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Larva mengalami dua kali
pergantian kulit di dalam tubuh limfe dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang
sering disebut larva stadium IV dan larva stadium V. Kemudian Cacing filaria
yang sudah dewasa tersebut berada di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat
pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan.
1) Gejala
Adapun gejala penyakit kaki gajah diantaranya akan merasakan
demam, rasa panas pada bagian ketiak dan terdapa pebengkakan yang terdapat pada
bagian tubuh tertentu seperti misalnya pada lengan, kaki, dan masih banyak lagi
lainnya.
2) Pencegahan
Kerena penyakit kaki gajah adalah salah satu penyakit yang
sangat mudah untuk ditularkan. Maka berdasarkan ketenetuan WHO, jika ditemukan
mikro filarial rate? 1% dalam suatu wilayah maka harus dilakukan pengobatan
secara masal selama 5 tahun berturut-turur. Selain Anda itu juga harus
melakukan tahap pencegahan penyakit kaki gajah. Adapun cara pencegahannya
adalah sebagai berikut :
a)
Selalu menjaga kebersihan tubuh dan
lingkungan
b)
Melakukan vaksin kaki gajah
c)
Menggunakan perangkat anti nyamuk seperti
lation nyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk yang membawa virus penyakit kaki
gajah.
d)
Selalu menjaga pola makan sehat,
bergizi dan pastinya bersih. Makanan tersebut dapat emmbantu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dan mencegah masuknnya virus dan bakteri yang berbahaya
bagi kesehatan tubuh.
c. Malaria
Plasmodium
adalah jenis parasit yang menjadi penyebab
malaria. Ada banyak sekali jenis parasit Plasmodium,
tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium
hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Dua jenis parasit yang
umum di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Gigitan
nyamuk malaria lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya
gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran darah.
Penyebaran
penyakit malaria juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Selain itu jika
bergantian dalam pemakaian jarum juga bisa menularkan malaria.
1)
Gejala Yang Muncul Akibat Malaria
Gejala malaria biasanya
akan muncul antara satu sampai dua minggu setelah tubuh terinfeksi. Dalam
beberapa kasus yang jarang, gejala muncul setahun setelah gigitan nyamuk terjadi.
Gejala-gejala malaria yang biasanya terjadi adalah munculnya demam,
berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare,
dan nyeri otot.
2)
Pencegahan Agar Tidak Terjangkit
Malaria
Malaria
pada umumnya bisa dihindari. Di daerah di mana terjadi endemik malaria seperti
di pedesaan Papua dan Nusa Tenggara, pemerintah telah melaksanakan tes darah
massal dan memberikan obat antimalaria secara gratis.
Menghindari
agar tidak tergigit nyamuk adalah cara
pencegahan yang paling utama agar tidak
tertular malaria. Anda bisa memakai kelambu untuk menutupi ranjang,
menyingkirkan genangan air, memakai losion anti serangga dan menggunakan
pakaian atau selimut yang menutupi kulit tubuh.
No comments:
Post a Comment