Tuesday, October 11, 2016

Artikel Penyakit Yang Disebabkan Oleh Nyamuk


NYAMUK SEBAGAI VEKTOR BERBAGAI MACAM PENYAKIT

Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas. Adapun dari penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang dinamakan phylum slah satu phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia yaitu phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit malaria, deman berdarah dan kaki gajah.
Sebenarnya disamping nyamuk sebagai vektor masih banyak binatang lain yang berfungsi sebagai vektor. Namun phylum anthropoda sangat berpengaruh dalam menyebabkan kesehatan pada manusia, untuk itu keberadaan vektor tersebut harus di tanggulangi, sekalipun demikian tidak mungkin membasmi sampai keakar-akarnya melainkan kita hanya mampu berusaha mengurangi atau menurunkan populasinya kesatu tingkat ertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia. Dalam hal ini untuk mencapai harapan tersebut perlu adanya suatu managemen pengendalian dengan arti kegiatan-kegiatan/proses pelaksanaan yang bertujuan untuk menurunkan densitas populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan. Pada penulisan ini sebelum membahas metode pengendalian secara sederhana pemberantasan vektor malaria, DBD, dan kaki gajah terlebih dahulu disampaikan secara pengertian serta ciri-ciri vektor dan binatang pengganggu.

Luwuyan (1996) menyatakan bahwa Aedes aegypti merupakan nyamuk yang dapat berperan sebagai vektor berbagai macam penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD). Walaupun beberapa spesies dari Aedes sp. dapat pula berperan sebagai vektor tetapi Aedes aegypti tetap merupakan vektor utama dalam penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue.
Rahayu (2007) menyatakan bahwa Keberhasilan dalam upaya pemberantasan vektor penular penyakit ditentukan oleh berbagai faktor , antara lain sarana, prasarana maupun sumber daya manusia. Dalam hal upaya pengendalian Aedes aegypti , perlu kiranya pemahaman ilmu entomologi diantaranya adalah taksonomi, morfologi, ekologi dan siklus hidup dari vektor.
Nurmaini (2009) menyatakan bahwa Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang sudah diartikan diatas. Adapun dari penggolongan binatang ada dikenal dengan 10 golongan yang dinamakan phylum diantaranya ada 2 phylum sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia yaitu phylum anthropoda seperti nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit malaria, deman berdarah, dan Phyluml chodata yaitu tikus sebagai pengganggu manusia, serta sekaligus sebagai tuan rumah (hospes), pinjal Xenopsylla cheopis yang menyebabkan penyakit pes. Sebenarnya disamping nyamuk sebagai vektor dan tikus binatang pengganggu masih banyak binatang lain yang berfimgsi sebagai vektor dan binatang pengganggu.
Spilmen ( 2001) menyatakan bahwa Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk menghisap darah bukan untuk mendapatkan makanan melainkan untuk mendapatkan protein yang terdapat dalam darah sebagai nutrisi telurnya. Nyamuk jantan dan betina hanya memakan cairan nektar bunga, sedangkan nyamuk menghisap darah demi kelangsungan spesiesnya.

1.    Gambaran Umum Nyamuk
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.
a.    Nyamuk Anopheles
Kingdom        : Animal
Phylum          : Arthropoda
Kelas              : Insecta
Ordo               : Diphtera
Family            : Culicidae
Sub Family    : Anophelini
Genus             : Anopheles
Spesies          : Anopheles sp.
b.    Nyamuk Culex
Kingdom        : Animal
Phylum          : Arthropoda
Family           : Culicidae
Kelas              : Insecta
Ordo               : Dipthera
Sub Family    : Culicini
Genus             : Culex
Spesies          : Culex sp
c.    Nyamuk Aedes
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Diptera
Famili              : Culicidae
Genus             : Aedes
Spesies            :Aedes aegypti


3.    Habitat
a.    Anopheles: Air kotor atau tumpukan sampah
b.    Culex: Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.
c.    Aedes: Hidup di air bersih serta ditempat lain yaitu kaleng-kaleng bekas, misalnya bak mandi, tangki penampungan air,yang bisa menampung air hujan.

4.    Siklus Hidup

a.    Nyamuk Anopheles
Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air ialah: telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari telur berada didalam air, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Dalam pertumbuhannya jentik Anopheles mengalami pelepasan kulit sebanyak empat kali. 
Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk. Dari jentik akan tumbuh menjadi kepompong (pupa) yang merupakan tingkatan atau stadium istirahat dan tidak makan. Pada tingkatan kepompong ini memakan waktu satu sampai dua hari. Setelah cukup waktunya, dari kepompong akan keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya. Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara, tidak lama kemudian nyamuk tersebut telah mampu terbang, yang berarti meninggalkan lingkungan berair untuk meneruskan hidupnya didarat atau udara, dalam meneruskan keturunannya.Nyamuk betina kebanyakan hanya kawin satu kali selama hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat keluarnya dari kepompon
b.    Nyamuk Culex
1)    Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.
2)    Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai dewasa kurang lebih 5 hari.
3)    Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.
4)    Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam.
c.    Nyamuk Aedes
Nyamuk A. aegypti, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva.
Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering.

       Penyakit- Penyakit yang Ditimbulkan
a.    Demam Berdarah Dengue
Aedes aegypti merupakan nyamuk yang dapat berperan sebagai vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk ini dapat mengandung virus DBD bila menghisap darah penderita DBD. Virus tersebut akan masuk ke dalam intestinum nyamuk dan bereplikasi dalam hemocoelum. Selanjutnya virus akan menuju ke dalam kelenjar air liur nyamuk ini dan siap ditularkan. Dengan mengendalikan vektor maka suatu penyakit yang ditularkan melalui vektor dapat dicegah. Pemberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan, penyelidikan, pengebalan, menghilangkan sumber dan perantara penyakit, tindakan karantina serta upaya lain yang diperlukan.
1)    Gejala penyakit DBD
Gejala demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah masa inkubasi dan biasanya diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat celsius. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama muncul.
2)    Diagnosis DBD melalui pemeriksaan darah
Jika Anda mengalami gejala seperti flu dan demam selama lebih dari satu minggu, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam tinggi hingga mencapai 41 derajat celsius, sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, hingga rasa sakit di belakang mata. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada virus dengue di dalam tubuh Anda.
3)    Seputar pengobatan penyakit DBD
Tidak ada obat-obatan khusus untuk mengobati DBD, namun gejala penyakit ini bisa diatasi dengan meminum banyak cairan, istirahat, dan mengonsumsi parasetamol. Jika cara pengobatan tersebut diterapkan, biasanya DBD akan sembuh dalam waktu satu hingga dua minggu.
4)    Komplikasi yang muncul
Meski hanya terjadi pada segelintir kasus, DBD bisa berkembang menjadi sebuah komplikasi yang lebih serius, yang disebut sebagai DBD berat. DBD berat bisa menyebabkan penderitanya mengalami penurunan tekanan darah atau syok, kerusakan organ, serta pendarahan. Oleh karena itu antarkan penderita DBD berat ke rumah sakit untuk ditangani secepatnya karena dikhawatirkan bisa berujung kepada kematian jika terlambat ditangani.
5)    Langkah pencegahan penyakit DBD
Meski hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal DBD, namun beberapa langkah pencegahan penyakit ini bisa Anda lakukan, diantaranya:
a)     Mensterilkan rumah atau lingkungan sekitar rumah Anda, misalnya dengan penyemprotan pembasmi nyamuk.
b)    Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati.
c)     Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air lainnya yang ada di rumah Anda.
d)    Memasang kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
e)     Memasang kelambu di ranjang tidur Anda.
f)     Memakai anti nyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang masih berusia di bawah dua tahun.
g)    Mengenakan pakaian yang cukup bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.
b.    Kaki Gajah (Filarisasi)
Nyamuk Culex Sp. adalah vektor utama penularan filariasis.Penularan penyakit filariasis sangat dipengaruhi oleh bagaimana kondisi kekebalan tubuh, berapa kali nyamuk menggigit dan berapa lama nyamuk yang mengandung cacing filaria hidup. Jika kondisi kekebalan tubuh tinggi, maka sangat membantu dalam membunuh cacing filaria di dalam tubuh. Untuk terkena Penyakit filariasis, paling tidak mengalami gigitan nyamuk sebanyak 1000 gigitan. Selain  itu, waktu yang dibutuhkan Cacing filaria untuk berkembang di dalam tubuh nyamuk adalah selama 10 hari. Dengan demikian, jika nyamuk tidak bisa hidup selama itu maka cacing filaria akan mati juga.
Apabila manusia digigit nyamuk yang mengandung mikrofilaria, maka mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif akan ikut masuk kedalam tubuh manusia (hospes). Di aliran darah tubuh manusia, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Larva mengalami dua kali pergantian kulit di dalam tubuh limfe dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan larva stadium V. Kemudian Cacing filaria yang sudah dewasa tersebut berada di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan.

1)    Gejala
Adapun gejala penyakit kaki gajah diantaranya akan merasakan demam, rasa panas pada bagian ketiak dan terdapa pebengkakan yang terdapat pada bagian tubuh tertentu seperti misalnya pada lengan, kaki, dan masih banyak lagi lainnya.
2)    Pencegahan
Kerena penyakit kaki gajah adalah salah satu penyakit yang sangat mudah untuk ditularkan. Maka berdasarkan ketenetuan WHO, jika ditemukan mikro filarial rate? 1% dalam suatu wilayah maka harus dilakukan pengobatan secara masal selama 5 tahun berturut-turur. Selain Anda itu juga harus melakukan tahap pencegahan penyakit kaki gajah. Adapun cara pencegahannya adalah sebagai berikut :
a)    Selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan
b)    Melakukan vaksin kaki gajah
c)    Menggunakan perangkat anti nyamuk seperti lation nyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk yang membawa virus penyakit kaki gajah.
d)    Selalu menjaga pola makan sehat, bergizi dan pastinya bersih. Makanan tersebut dapat emmbantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah masuknnya virus dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
c.    Malaria
           Plasmodium adalah jenis parasit yang menjadi penyebab malaria. Ada banyak sekali jenis parasit Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Dua jenis parasit yang umum di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.
Gigitan nyamuk malaria lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran darah.
Penyebaran penyakit malaria juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Selain itu jika bergantian dalam pemakaian jarum juga bisa menularkan malaria.

1)    Gejala Yang Muncul Akibat Malaria
           Gejala malaria biasanya akan muncul antara satu sampai dua minggu setelah tubuh terinfeksi. Dalam beberapa kasus yang jarang, gejala muncul setahun setelah gigitan nyamuk terjadi. Gejala-gejala malaria yang biasanya terjadi adalah munculnya demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot.
2)    Pencegahan Agar Tidak Terjangkit Malaria
           Malaria pada umumnya bisa dihindari. Di daerah di mana terjadi endemik malaria seperti di pedesaan Papua dan Nusa Tenggara, pemerintah telah melaksanakan tes darah massal dan memberikan obat antimalaria secara gratis.
Menghindari agar tidak tergigit nyamuk adalah cara pencegahan yang paling utama agar tidak tertular malaria. Anda bisa memakai kelambu untuk menutupi ranjang, menyingkirkan genangan air, memakai losion anti serangga dan menggunakan pakaian atau selimut yang menutupi kulit tubuh.

No comments:

Post a Comment